Sultan Sulaiman Al Qanuni Rh merupakan salah satu sultan yang
berperan besar dalam kemajuan Kekhalifahan Turki Utsmani. Lewat tangan beliau
kekuasaan Turki Utsmani berkembang pesat menguasai seagian Eropa dan Afrika
bahkan dia juga tercatat membantu perjuangan kerajaan Islam di Nusantara dari
mulai Samudera Pasai di Aceh sampai ke Semenanjung Malaka. Dialah satu-satunya
Sultan di kekhalifahan Turki Utsmani yang menuliskan perundang-undangan berasas
fatwa syari’at para ulama.
Beliau Lahir pada tangal 6 November 1494 di Trabzun. Sebagaimana
keluarga kerajaan yang lain sultan sulaiman juga diberi pendidikan istana yang
istimewa pada usia tujuh tahun ia mendapat pelajaran Al-Qur’an, selain itu ia
juga mendapat ilmu sastra,sains,sejarah,dan taktik perang. Pendidikan yang baik
sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi pemuda yang tangguh menyukai seni dan
sastra, tenang dan mampu melahirkan keputusan yang matang.
Pada usia sekitar 25 tahun Sultan Sulaiman mendapat amanah kesultanan
Utsmaniyah. Disaat itu pula kehalifahan sedang diuji dengan beberapa
pemberontakan negara-negara yang berada di bawah perintah kekhalifan Islam.
Mereka mengira usia sultan yang terlampau muda sehingga membuat mereka berani
dalam melakukan pemberontakan. Saat itu terjadi empat pembangkangan sekaligus.
Pertama dilakukan oleh gubernur Syam yaitu Janbarad Al Ghazali. Dia
terang-terangan inign memberontak pada sultan dan menguasai seluruh Alepo.
Tanpa menunggu lama sultan segera memerintahkan agar gerakan separatis ini
ditumpas. Alhamdulillah, pemberontakan berhasil dipadamkan dan Janabarad
berhasil dibunuh. Pembangakngan kedua dilakukan oleh Ahmab Syah di Mesir. Ia
juga berusaha untuk menjadi penguasa yang independen seperti Mamalik
sebelumnya. Waktu itu pasukan khusus Usmani dan para ahli syariah bergerak
cepat untuk mencegah naiknya Ahmad Syah menjadi sultan dan mereka pun berhasil
membunuh tokoh pengkhianat tersebut. Pembangkangan ketiga datang dari Syiah
Rafidhah yaitu Baba Dzunnun di Yuzaghad. Baba mengumpulkan 3000-4000 pasukan
pemberontak dan mewajibkan pajak atas wilayah yang dikuasainya. Pemberontakan
ini jug berhasil ditumpas setelah sebelumnya pasukan Usmani sempat mengalami
kekalahan dalam menumpas gerakan ini. Pemberontakan keempat datang juga dari
Syiah Rafidhah dipimpin oleh Qalandar Jalabi di dua wilayah yaitu Qauniyah dan
Mar’asy. Mereka melakukan kejahatan dengan membunuh orang-orang sunni yang
berada di wilayah mereka. Qalandar tercatat juga memiliki aqidah sesat, banyak
juga penganut sunni yang dibohonginya dan masuk dalam pengikutnya. Sultan
Sulaiman kemudian mengirimkan seorang Bahram Pasha untuk menghadapi
pemberontakan ini. Namun, sayang beliau berhasil dibunuh oleh pemberontak.
Akhirnya sultan mengubah strategi dengan mempengaruhi para pengikut Qalandar
agar tidak berpihak kepadanya(Qalandar) terutama pengikutnya yang sunni. Dengan
strategi itu hasilnya cukup efektif. Banyak pengikut Qalandar yang yang
akhirnya berpihak pada Usmani. Kekuatan Qalandar pun berhasil dihancurkan dan Qalandar
sendiri berhasil dibunuh. Dengan demikian, gerakan pemberontak ini berhasil
ditumpas. Dengan ditumpasnya
pemberontakan demi pemberontakan ini menandai kebangkitan Turki Utsmani.
Sekaligus fakta mengejutkan dari para pemimpin negeri-negeri dibawah Sultan
Sulaiman Al Qanuni Rh.
Selanjutnya Sultan Sulaiman
pun melanjutkan misi dakwah dan langkah ekspansi untuk mengakhiri kedzoliman di
bumi Allah SWT. Saat itu negeri Rodes merupakan wilayah sengketa yang
menyulitkan umat muslim di Turki dalam melakukan ibadah haji melalui negeri
mereka karenanya ketika kesepakatan damai tidak bisa diambil Sultan pun
langsung mengambil keputusan untuk menaklukkannya peperagan pun terjadi siang
dan malam pasukan muslim pun berhasil mengalahkan kerajaan tersebut.
Suatu ketika Sultan Sulaiman marah besar karena utusan yang ia utus
ke Hungaria di bunuh maka ia mengutus perdana menterinya untuk mempersiapkan
pasukan elit kekhalifahan yang sering disebut sebagai Insiqoriah atau Jannisary
untuk menyerang Kerajaan Hungaria dalam menuju Hungaria mereka harus melewati
Belgrad. Belgrad sendiri adalah salah satu negeri yang gagal ditaklukan oleh
Muhammad Al Fatih RA maka ia berdoa agar keturunannya bisa menaklukan negeri
tersebut dan Allah mengabulkan doanya dengan di taklukannya Belgrad oleh
Sulaiman cicitnya. Setelah kekalahan tersebut Hungaria pun memina tolong pada
Italia atau Paus di Roma dan diumumkan di seluruh daratan eropa bahwa siapa
saja yang mau terlibat dalam perang melawan kaum muslimin di lembah Mohacs
(hungaria) akan mendapat sertifikat pengampunan dosa dari paus,yang dikenal
perang ini dengan perang Mohacs.
Sultan pun mempersiapkan sekitar 100.000 mujahid dan relawan,
sedangkan pasukan eropa dengan 200.000 pasukan 35.000 diantaranya lengkap
dengan senjata dan baju besi. Perang besar ini terjadi tanggal 21 Dzulqa’dah
932 H/29 Agustus 1526 M. Dalam perang ini Sultan membuat strategi Yng tidak
sederhana dengan membuat beberapa lapis pasukan dari baris 1, baris 2, dan 3.
Baris yang ketiga adalah pasukan inti/ insiqariah dan persis dibelakang pasukan itu adalah
meriam-meriam yang berjumlah 300 buah dan tertutup oleh lapisan-lapisan pasukan
tersebut. Satu jam pertama saat peperangan pasukan terdepan menahan pasukan
Eropa untuk berkumpul di satu titik tengah. Dengan sebuah isyarat pasukan
terdepan tiba-tiba mundur,berpencar ke kanan dan kiri seolah menyerah karenanya
pasuka Eropa pun senang dan mengejar pasukan Turki Utsmani. Justru saat tiba di
lembah pasukan khusus muslimin menembakkan meriam-meriam yang 300 itu dan
membuat sebagian besar pasukan Eropa luluh lantah tak berdaya. Raja Hungaria
yang ketakutan pun membawa mundur pasukan, namun sultan yang sudah memulai
strategi menghadang pasukan eropa dari sayap kanan dan kiri mengepung musuh
sampai memojokkan mereka sampai ke sungai. Perang hanya berlangsung 90 menit
dan selesai beberapa orang yang selamat menyerahkan diri, namun sultan
berkata’hari ini tidak ada tawanan perang’. Akhirnya mereka mau tidak mau
melakukan perlawanan meskipun tidak ada artinya dan banyak korban yang
berjatuhan kala itu , serta membuat Sultan Sulaiman pun di buat buruk nama
besarnya.
Perang Mohacs telah mengharumkan nama Sultan Sulaiman Al Qanuni
sekaligus membuat luka mendalam bagi eropa. Namun dengan kebesaran kerajaan
Turki Utsmani tidak sedikit dari kerajaan eropa yang meminta pertolongan ketika
mendapat masalah dengan kerajaan eropa lainnya.
Seperti saat raja Perancis saat itu yang meminta tolong karena
sebagian wilayah Perancis yang diambil oleh Spanyol, beliau pun mengirimkan
pasukan dari darat hingga laut. Sebagai imbalannya Turki Utsmani berhak
mengambil wilayah pesisir sekitar Toulose dan menjadikannya sebagai pangkalan
angkatan perang dan menambah kekuatan baru bagi Turki Utsmani.
Beliau juga merupakan sultan yang suka ber nahi munkar ,seperti
ketika Perancis memiliki tren budaya baru yaitu dansa berdua antara laki-laki
dan wanita maka Sultan Sulaiman pun menulis surat yang berisi dua pilihan.
Pertama menyuruh penguasa Perancis untuk menghentikan dansa tersebut atau
sultan sendiri bersama pasukan yang menghentikan tradisi tersebut. Dengan
begitu tradisi itupun hilang selama sekitar 100 tahun lamanya. Hal ini
dilakukan agar tradisi negative ini tidak menular pada umat Islam sehingga
menghancurkan akhlak mereka.
Keberanian dan kearifan Sultan Sulaiman tak pernah diragukan.
Selama 44 tahun kepemimpinannya muncul tokoh ulama-ulama dan para pejabat
tinggi negara yang bertakwa dan mendampingi dirinya. Seperti ahli arsitektur
yang terkenal Mimar Sinan Pasha dan penasihatnya yaitu Abu Su’ud Efendi RA. Abu
Su’ud inilah yang berperan dalam pengambilan keputusan sultan yang berhubungan
dengan syariat Islam dan beliau (Abu Su’ud Efendi) juga menyusun undang-undang
pemerintahan berdasarkan Al Qur’an, Hadits, dan Ijma’ ulama. Ia (Sultan Sulaiman)
tercatat telah membuat 200 perundang-undangan yang mengatur keseharian umat
Islam dari sosial, pendidikan,ekonomi, dll. Di akhir kehidupannya Sultan
Sulaiman wafat di tahun 1566 M dalam usia 74 tahun di sebuah negeri jihad yang
dimenangkan kamu muslimin.