Sabtu, 21 Oktober 2017

Sultan Sulaiman Al Qanuni RH. (1520-1566 M)


Sultan Sulaiman Al Qanuni Rh merupakan salah satu sultan yang berperan besar dalam kemajuan Kekhalifahan Turki Utsmani. Lewat tangan beliau kekuasaan Turki Utsmani berkembang pesat menguasai seagian Eropa dan Afrika bahkan dia juga tercatat membantu perjuangan kerajaan Islam di Nusantara dari mulai Samudera Pasai di Aceh sampai ke Semenanjung Malaka. Dialah satu-satunya Sultan di kekhalifahan Turki Utsmani yang menuliskan perundang-undangan berasas fatwa syari’at para ulama.
Beliau Lahir pada tangal 6 November 1494 di Trabzun. Sebagaimana keluarga kerajaan yang lain sultan sulaiman juga diberi pendidikan istana yang istimewa pada usia tujuh tahun ia mendapat pelajaran Al-Qur’an, selain itu ia juga mendapat ilmu sastra,sains,sejarah,dan taktik perang. Pendidikan yang baik sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi pemuda yang tangguh menyukai seni dan sastra, tenang dan mampu melahirkan keputusan yang matang.
Pada usia sekitar 25 tahun Sultan Sulaiman mendapat amanah kesultanan Utsmaniyah. Disaat itu pula kehalifahan sedang diuji dengan beberapa pemberontakan negara-negara yang berada di bawah perintah kekhalifan Islam. Mereka mengira usia sultan yang terlampau muda sehingga membuat mereka berani dalam melakukan pemberontakan. Saat itu terjadi empat pembangkangan sekaligus. Pertama dilakukan oleh gubernur Syam yaitu Janbarad Al Ghazali. Dia terang-terangan inign memberontak pada sultan dan menguasai seluruh Alepo. Tanpa menunggu lama sultan segera memerintahkan agar gerakan separatis ini ditumpas. Alhamdulillah, pemberontakan berhasil dipadamkan dan Janabarad berhasil dibunuh. Pembangakngan kedua dilakukan oleh Ahmab Syah di Mesir. Ia juga berusaha untuk menjadi penguasa yang independen seperti Mamalik sebelumnya. Waktu itu pasukan khusus Usmani dan para ahli syariah bergerak cepat untuk mencegah naiknya Ahmad Syah menjadi sultan dan mereka pun berhasil membunuh tokoh pengkhianat tersebut. Pembangkangan ketiga datang dari Syiah Rafidhah yaitu Baba Dzunnun di Yuzaghad. Baba mengumpulkan 3000-4000 pasukan pemberontak dan mewajibkan pajak atas wilayah yang dikuasainya. Pemberontakan ini jug berhasil ditumpas setelah sebelumnya pasukan Usmani sempat mengalami kekalahan dalam menumpas gerakan ini. Pemberontakan keempat datang juga dari Syiah Rafidhah dipimpin oleh Qalandar Jalabi di dua wilayah yaitu Qauniyah dan Mar’asy. Mereka melakukan kejahatan dengan membunuh orang-orang sunni yang berada di wilayah mereka. Qalandar tercatat juga memiliki aqidah sesat, banyak juga penganut sunni yang dibohonginya dan masuk dalam pengikutnya. Sultan Sulaiman kemudian mengirimkan seorang Bahram Pasha untuk menghadapi pemberontakan ini. Namun, sayang beliau berhasil dibunuh oleh pemberontak. Akhirnya sultan mengubah strategi dengan mempengaruhi para pengikut Qalandar agar tidak berpihak kepadanya(Qalandar) terutama pengikutnya yang sunni. Dengan strategi itu hasilnya cukup efektif. Banyak pengikut Qalandar yang yang akhirnya berpihak pada Usmani. Kekuatan Qalandar pun berhasil dihancurkan dan Qalandar sendiri berhasil dibunuh. Dengan demikian, gerakan pemberontak ini berhasil ditumpas.  Dengan ditumpasnya pemberontakan demi pemberontakan ini menandai kebangkitan Turki Utsmani. Sekaligus fakta mengejutkan dari para pemimpin negeri-negeri dibawah Sultan Sulaiman Al Qanuni Rh.
 Selanjutnya Sultan Sulaiman pun melanjutkan misi dakwah dan langkah ekspansi untuk mengakhiri kedzoliman di bumi Allah SWT. Saat itu negeri Rodes merupakan wilayah sengketa yang menyulitkan umat muslim di Turki dalam melakukan ibadah haji melalui negeri mereka karenanya ketika kesepakatan damai tidak bisa diambil Sultan pun langsung mengambil keputusan untuk menaklukkannya peperagan pun terjadi siang dan malam pasukan muslim pun berhasil mengalahkan kerajaan tersebut.
Suatu ketika Sultan Sulaiman marah besar karena utusan yang ia utus ke Hungaria di bunuh maka ia mengutus perdana menterinya untuk mempersiapkan pasukan elit kekhalifahan yang sering disebut sebagai Insiqoriah atau Jannisary untuk menyerang Kerajaan Hungaria dalam menuju Hungaria mereka harus melewati Belgrad. Belgrad sendiri adalah salah satu negeri yang gagal ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih RA maka ia berdoa agar keturunannya bisa menaklukan negeri tersebut dan Allah mengabulkan doanya dengan di taklukannya Belgrad oleh Sulaiman cicitnya. Setelah kekalahan tersebut Hungaria pun memina tolong pada Italia atau Paus di Roma dan diumumkan di seluruh daratan eropa bahwa siapa saja yang mau terlibat dalam perang melawan kaum muslimin di lembah Mohacs (hungaria) akan mendapat sertifikat pengampunan dosa dari paus,yang dikenal perang ini dengan perang Mohacs.
Sultan pun mempersiapkan sekitar 100.000 mujahid dan relawan, sedangkan pasukan eropa dengan 200.000 pasukan 35.000 diantaranya lengkap dengan senjata dan baju besi. Perang besar ini terjadi tanggal 21 Dzulqa’dah 932 H/29 Agustus 1526 M. Dalam perang ini Sultan membuat strategi Yng tidak sederhana dengan membuat beberapa lapis pasukan dari baris 1, baris 2, dan 3. Baris yang ketiga adalah pasukan inti/ insiqariah  dan persis dibelakang pasukan itu adalah meriam-meriam yang berjumlah 300 buah dan tertutup oleh lapisan-lapisan pasukan tersebut. Satu jam pertama saat peperangan pasukan terdepan menahan pasukan Eropa untuk berkumpul di satu titik tengah. Dengan sebuah isyarat pasukan terdepan tiba-tiba mundur,berpencar ke kanan dan kiri seolah menyerah karenanya pasuka Eropa pun senang dan mengejar pasukan Turki Utsmani. Justru saat tiba di lembah pasukan khusus muslimin menembakkan meriam-meriam yang 300 itu dan membuat sebagian besar pasukan Eropa luluh lantah tak berdaya. Raja Hungaria yang ketakutan pun membawa mundur pasukan, namun sultan yang sudah memulai strategi menghadang pasukan eropa dari sayap kanan dan kiri mengepung musuh sampai memojokkan mereka sampai ke sungai. Perang hanya berlangsung 90 menit dan selesai beberapa orang yang selamat menyerahkan diri, namun sultan berkata’hari ini tidak ada tawanan perang’. Akhirnya mereka mau tidak mau melakukan perlawanan meskipun tidak ada artinya dan banyak korban yang berjatuhan kala itu , serta membuat Sultan Sulaiman pun di buat buruk nama besarnya.

Perang Mohacs telah mengharumkan nama Sultan Sulaiman Al Qanuni sekaligus membuat luka mendalam bagi eropa. Namun dengan kebesaran kerajaan Turki Utsmani tidak sedikit dari kerajaan eropa yang meminta pertolongan ketika mendapat masalah dengan kerajaan eropa lainnya.
Seperti saat raja Perancis saat itu yang meminta tolong karena sebagian wilayah Perancis yang diambil oleh Spanyol, beliau pun mengirimkan pasukan dari darat hingga laut. Sebagai imbalannya Turki Utsmani berhak mengambil wilayah pesisir sekitar Toulose dan menjadikannya sebagai pangkalan angkatan perang dan menambah kekuatan baru bagi Turki Utsmani.

Beliau juga merupakan sultan yang suka ber nahi munkar ,seperti ketika Perancis memiliki tren budaya baru yaitu dansa berdua antara laki-laki dan wanita maka Sultan Sulaiman pun menulis surat yang berisi dua pilihan. Pertama menyuruh penguasa Perancis untuk menghentikan dansa tersebut atau sultan sendiri bersama pasukan yang menghentikan tradisi tersebut. Dengan begitu tradisi itupun hilang selama sekitar 100 tahun lamanya. Hal ini dilakukan agar tradisi negative ini tidak menular pada umat Islam sehingga menghancurkan akhlak mereka.


Keberanian dan kearifan Sultan Sulaiman tak pernah diragukan. Selama 44 tahun kepemimpinannya muncul tokoh ulama-ulama dan para pejabat tinggi negara yang bertakwa dan mendampingi dirinya. Seperti ahli arsitektur yang terkenal Mimar Sinan Pasha dan penasihatnya yaitu Abu Su’ud Efendi RA. Abu Su’ud inilah yang berperan dalam pengambilan keputusan sultan yang berhubungan dengan syariat Islam dan beliau (Abu Su’ud Efendi) juga menyusun undang-undang pemerintahan berdasarkan Al Qur’an, Hadits, dan Ijma’ ulama. Ia (Sultan Sulaiman) tercatat telah membuat 200 perundang-undangan yang mengatur keseharian umat Islam dari sosial, pendidikan,ekonomi, dll. Di akhir kehidupannya Sultan Sulaiman wafat di tahun 1566 M dalam usia 74 tahun di sebuah negeri jihad yang dimenangkan kamu muslimin.